KOPERASI SERBA USAHA MANDIRI >>>>>> Jl. Dewantara No. 9 Jombang Telp.0321863937

Thursday, March 13, 2008

KOPERASI MENJADI SOKO GURU GERAKAN MEMBANGUN DESA


berdirinya koperasi di desa-desa itu adalah dalam rangka menggerakan sumberdaya modal yang tercerai berai di rumah-rumah penduduk kemudian dikumpulkan menjadi satu dalam koperasi melalui simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan sukarela


KOPERASI MENJADI SOKO GURU GERAKAN MEMBANGUN DESA
Catatan Edy Musyadad, Ketua Koperasi Serba Usaha Mandiri

Ada perbedaan penting yang dapat kita rasakan antara koperasi yang berdiri dan memiliki kantor dengan koperasi yang berdiri tanpa kantor yang bergerak di desa-desa saat ini. Kalau yang punya kantor biasanya, antar anggota dan pengguna jasanya bisa jadi saling tidak kenal, tetapi sebaliknya koperasi di desa semua orang saling kenal, termasuk pengurusnya.

Namun, perbedaan yang dapat kita rasakan adalah bahwa koperasi yang hidup dari keuntungan uang semata tidak pernah punya cita-cita untuk membangun lingkungan sekitarnya, didirikan tidak punya tujuan menyelesaiakan persoalan ekonomi anggota. Tetapi didirkan hanya untuk uang, uang dan uang. Berbeda dengan koperasi yang berdiri dan bergerak di desa-desa saat ini, mereka mendirikan koperasi juga untuk media berkumpul sehingga mereka saling membicarakan persoalan-persoalan anggota yang dihadapi. Tentu saja koperasi dapat menjadi bagian penyelesaian masalah ekonomi warganya. Namun yang jauh lebih pokok adalah berdirinya koperasi di desa-desa itu adalah dalam rangka menggerakan sumberdaya modal yang tercerai berai di rumah-rumah penduduk kemudian dikumpulkan menjadi satu dalam koperasi melalui simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan sukarela. Dengan demikian modal yang selama ini menjadi kendala dasar warga desa yang berprofesi sebagai petani secara langsung dapat dipenuhi.

Koperasi di desa-desa ini dibentuk dan digerakan dalam semangat membangun desa mereka, bukan semata-mata urusan keuntungan uang. Saat ini, koperasi-koperasi itu telah berdiri di berbagai desa di Jombang, Kediri, Mojokerto, Nganjuk dan Madiun. Lewat koperasi mereka telah mengundang inisiatif dan ide-ide penyelesaian persoalan yang mereka hadapi di desa. Mereka secara rutin bertemu dalam forum koperasi. Dari desa mereka mulai menggerakan sumberdaya uang untuk kebutuhan anggota. Dengan koperasi mereka menggerakan sumberdaya manusia untuk kemajuan desanya. Dari desa mereka saling berhubungan dengan desa lain yang ada koperasinya untuk saling berbagi pengalaman maupun untuk kepentingan pendidikan perkoperasian.

Melihat gerakan koperasi yang sudah mulai menunjukan perjuangan kedaulatan ekonomi ini, patut diberikan acungan jempol bagi kader-kader yang ada di massing-masing koperasi desa, dimana mereka menjadi penggerak dan tumpuan koperasi. Kader-kader itu adalah salah satu tokoh penting dalam keberhasilan gerakan koperasi. Kedepan, kader-kader ini harus bergerak ke desa-desa lain untuk mendorong dan membantu berdirinya koperasi. Misalnya, di Jombang ada koperasi Mamkari Ngrandu, disana ada kader yang bernama Sutiyar. Maka, menjadi tanggung jawab moral kader Sutiyar untuk terbentuknya sebuah koperasi di desa sebelah Ngrandu. Hal yang sama di Mojokerto yang ada koperasi Al-Barokah Warugunung Pacet. Kader di Warugunung harus mendorong di desa sekitarnya untuk mendirikan koperasi. Pun begitu dengan akder-kader lain yang sudah ada di desa-desa. Kita punya misi untuk membangun desa-desa melalui koperasi.

Kalau hal ini bisa kita lakukan terus menerus, dalam dua atau tiga tahun kedepan tidak mustahil kita bisa menjadi penguasa di desa-desa, penguasa di kabupaten, penguasa di Jawa Timur. Penguasa dalam arti kita tidak dikuasi dan dirugikan oleh pemerintah dan aktor-aktor yang berlawanan dengan kepentingan rakyat. Kita berkuasa atas sumber daya alam kita sendiri, berkuasa atas keinginan kita sendiri, berkuasa untuk mengelola dan memajukan desa kita.

Perlu saya paparkan, saat ini di Jombang sudah ada 30an kelompok baik yang sudah berkoperasi maupun menuju koperasi. Di Kediri ada sekitar 33 kelompok baik yang sudah berkoperasi maupun menuju koperasi. Di Mojokerto ada 3 kelompok (satu koperasi). Madiun, ada 15 kelompok dan 3 yang sudah berkoperasi. Dan di Nganjuk ada 4 kelompok (satu yang berkoperasi). Dari angka tersebut jika tahun depan sudah berkoperasi semua, maka terkumpul 84 koperasi yang tersebar di 84 desa di 5 Kabupaten. Angka ini belum termasuk dalam perkembangan kader-kader koperasi yang mengembangkan di desa-desa lain. Maka, dapat dipastikan kita adalah kumpulan soko guru gerakan membangun desa yang akan dicatat dalam sejarah perjuangan kedaulatan rakat. Kelak, kita akan menjadi pahlawan kecil di desa kita masing-masing.

Singkat kata, membangun desa dengan berkoperasi adalah cara kecil kita dalam berjuang. Selamat, bekerja di masing-masing koperasi. Dan sampai bertemu dalam pertemuan-pertemuan antar koperasi.

Laporan Pertanggungjawaban Pengurus Periode 2006-2007


DARI TERGANTUNG MENJADI MANDIRI
: Pelayanan, Solidaritas dan Kesejahteraan
---------------------------------------
Diterbitkan
Koperasi Mandiri Jombang 2008



SUSUNAN ACARA
RAPAT ANGGOTA TAHUNAN KOPERASI SERBA USAHA MANDIRI 2008

1. Pembukaan
2. Sambutan Diperindagkop Jombang
3. Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus
4. Rapat tentang temuan-temuan koperasi 2007 untuk dilegitimasi ulang dalam perubahan AD/ART
5. Penutup

---------------------------------------
Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus

Berdasarkan perencanaan pengurus Koperasi Mandiri pada tahun April 2007, maka tersusunlah sebuah perencanaan yang terdokumentasi dalam logframe dan workplan. Dari perencanaan itulah, Koperasi Mandiri kemudian menjalankan programnya selama satu tahun ini.

Ada tiga tujuan strategis yang ingin dicapai oleh Koperasi Mandiri dalam kurun waktu 2007-2009; Yakni:
1. Bagaimana caranya agar Koperasi, dapat memenuhi kebutuhan pokok anggota, kelompok dan masyarakat sekitar yang berkeadilan dan kekeluargaan.

2. Bagaimana caranya Koperasi dapat memperkuat permodalan bagi anggota dan kelompok-kelompok yang terpinggirkan dengan menumbuhkan rasa solidaritas dan kebersamaan.

3. Bagaimana Koperasi dapat melakukan pendidikan atas pendidikan perkoperasian dan memperkuat sistim organisasi dan institusi.

Dari logframe tersebut, maka keluarlah beberapa out put yang menjadi basis dari kerja Koperasi Mandiri dalam setahun ini. Berikut detailnya:

Output 1. : Sistim penyediaan barang dan jasa oleh koperasi berjalan baik

• Pendataan kebutuhan rutin anggota dan masyarakat sekitar.
Terlaksana.
Khususnya untuk anggota saja dengan mendata kebutuhan rutinnya. Untuk yang non anggota belum terlaksana, tetapi telah memberikan pelayanan, khususnya untuk kebutuhan rokok. Hal ini disebabkan oleh tempat yang kurang strategis, resource (tidak ada toko sendiri, managemen pengelolaan toko yang belum ada, orang yang belum ada, belum kuat.

CATATAN:

• Belanja barang dagangan
Terlaksana.
Catatannya karena manajer koperasi cuti, model pengadaan barang diserahkan kepada anggota dengan koperasi memberi uang belanja.

CATATAN:
Karena manager cuti, harusnya kontrak orang dalam 3 bulan.

• Pembayaran rekening-rekening
Terlaksana.
Ada 15 rekening yang dilayani oleh Koperasi Mandiri.
Rekening telpon (5 anggota): Perkumpulan Alharaka, Dyah, Huda, Ida, Jaki. Rekening air (5 anggota): Perkumpulan Alharaka, Muslimin, Rini, Erna, Sipil. Rekening listrik (5 anggota): Dyah, Perkumpulan Alharaka, Rini, Erna, Sipil.

• Kebersihan, keamanan, dan pemeliharaan saran dan prasarana
Terlaksana.
Catatannya, Mandiri dalam menyediakan layanan kebersihan, keamanan, dan pemeliharaan banyak menerima komplain dari Perkumpulan Alharaka.
Misalnya:
Keamanan: staff koperasi sering tidak ditempat.
Kebersihan: dapur dan kamar mandi sering kali belum bersih; cuci mobil yang melebihi batas minimal yang ditentukan.

CATATAN:
Staff koperasi kurang kerja dg baik, dan harus dibenahi. Pengurus harus mempertegas kontrak dengan staff koperasi.

• Pendataan potensi usaha kelompok
Tidak terlaksana secara dokumentatif dan sistemik.
Hanya dilakukan oleh anggota koperasi sebagai staff penggerak.
(Dilakukan include dalam kerja staff penggerak Perkumpulan Alharaka Alharaka. Hampir sama dengan model simpan pinjam/revolving fund ke kelompok.)



Output 2. : Sistem permodalan untuk anggota dan kelompok berjalan baik.

• Pencairan permodalan bagi 17 kelompok
Terlaksana.
Kelompok yang mendapat guliran dana dari Mandiri: Koperasi Cakra Sengon, Koperasi Mamkari Ngrandu Perak.

Kelompok yang mengajukan: Koperasi Al Barokah, Anggrek Watulintang.
Catatan: Tidak dapat dilaksananakan sebanyak 17 kelompok karena Koperasi Mandiri menerapkan syarat-syarat revolving fund yang baru. File terlampir.

CATATAN:
Kebijakan dari koperasi untuk permodalan hanya untuk simpan pinjam, padahal di komunitas ada koperasi non simpan pinjam. Dari pengalaman revolving fund selama ini, yang berhasil adalah simpan pinjam dan yang pengadaan barang (ternak) banyak yang gagal

Aktifitas simpan-pinjam untuk anggota
Terlaksana
Dari 16 anggota yang ada, kesemuanya melakukan aktifits simpan pinjam.
Catatan:
Kesepakatan yang dulu, jumlah maksimal pinjaman anggota hanya sebesar 3 juta. Bunga 1 persen per bulan. Aturan main pinjaman 6 kali lipat dari simpanan.
Harus direvisi aturan, karena kondisi keuangan sudah baik. Misalnya, jumlah pinjaman tidak batasi, tetapi melihat kondisi kas yang ada. Aturan main pinjaman 6 kali lipat dari simpanan dengan jumlah total pinjaman tidak terbatas.


• Negosiasi kepada lembaga lain untuk permodalan
Terlaksana dengan Perkumpulan Alharaka
Tidak dilakukan kepada pihak lain, karena kita belum perlu. Namun, ada tawaran dari Dinkop untuk menjadikan Mandiri sebagai koperasi yang memfasilitasi koperasi lain (prakoperasi dalam jaringan KRJB)


• Kerjasama dengan koperasi lain
Terlaksana.

CATATAN:
Ada dua model kerja sama dengan koperasi lain:
1. Permodalan: dilakukan dengan Koperasi Cakra Sengon dan Koperasi Mamkari Ngrandu.
2. Non permodalan (adminitrasi dan manajemen, stok barang):
Stok barang: Swa Bina ICDHRE, adminitrasi dan Manajemen: Koperasi Cipta Mulya Peterongan, Koperasi Mamkari Ngrandu, Koperasi Al Barokah Pacet, Koperasi Ngembak Etan, Koperasi Anggre Watu lintang, Koperasi PPAM Ringin Bagus, Koperasi Nongkopait.

CATATAN:
Penagihan dana pinjaman dilakukan dengan membuat surat tagihan secara berkala dan juga membuat forum antar koperasi yang hasilnya: ada kesepakatan untuk mengembalikan pinjaman secara angsuran, khusunya Dekrit, Mireng, PKL Simpang Tiga, Dakra. Dan yang belum ada kesepakataan adalah: PBL, Tunjung Biru, PKL alun2, Padasua.


• Melakukan analisis pengembangan usaha
Terlaksana.
Pinjaman dengan jaminan BPKB dan sertifikat bagi non anggota. Apakah bunganya sesuai pasar atau sesuai dengan anggota (2 persen). Namun, ini belum dilakukan hanya dianalisis saja.

Analisis sudah dilakukan dan kemudian dilaksankan sebagai berikut:
• Pinjaman ke anggota seberar 19 juta 5 bulan dengan bunga 2 persen.
• Pinjaman ke anggota sebesar 13 juta dengan bunga 2 persen per bulan
• Pinjaman keanggota 6 juta dengan bunga 2 persen per bulan

Output 3.1. : Pendidikan kader dan pendampingan koperasi kelompok-kelompok berjalan baik

• Diskusi management koperasi dengan 17 kelompok
Terlaksana, seperti yang tertulis diatas.
• Dikusi adminitrasi koperasi dengan 17 kelompok
Terlaksana, seperti yang tertulis diatas.
• Pendampingan kepada 17 lembaga koperasi
Terlaksana, seperti yang tertulis diatas.
• Ada 1 kali diskusi antar koperasi/forum belajar
Terlaksana, seperti yang tertulis diatas.
• Kampanye tentang koperasi
Terlaksana, melalui selebaran dan SIPIL.

Output 3.2. : Pengembangan system organisasi dan institusi berjalan baik

• Ada 4 kali rapat pengurus dan pengawas
Terlaksana.
• Ada 1 kali rapat Rapat Anggota Tahunan
Terlaksana.
• Ada 1 kali workshop ttg penjualan
Terlaksana.
• Ada 1 kali workshop ttg penghitungan SHU
Terlaksana.
Hal ini dilakukan dengan Koperasi Gongseng, namun belum diputuskan.

Catatan:
SHU menurun dari tahun kemarin, karena tahun 2007 tidak ada kegiatan meeting packet, sewa mobil. Artinya keuntungan Mandiri masih berhubungan/tergantung pada program Perkumpulan Alharaka. Total SHU untuk tahun ini adalah 18 juta, sedangkan tahun kemarin adalah 21 juta.

• Ada 2 kali workshop ttg simpan pinjam (revolving)
Terlaksana
• Ada 1 kali workshop ttg keuangan
Terlaksana.
• Ada 1 kali workshop ttg sistem PME
Terlaksana.
• Ada 1 kali workshop ttg tupoksi pengurus, manager dan staff lainnya
Terlaksana.
• Ada papan nama besar Koperasi
Terlaksana.
• Ada penataan ruang koperasi
Belum Terlaksana.
• Pembelian kulkas, komputer
Belum Terlaksana
• Studi banding ke koperasi lainjavascript:void(0)
Terlaksana.
Studi banding dilakukan ke Koperasi di Ponorogo.